Lainnya
LensaDaily - Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Sumatera Utara (Sumut) Togap Simangunsong mengungkapkan jika Sumatera Utara masih kekurangan tenaga kesehatan untuk ditempatkan di daerah terpencil dan perbatasan. Kebutuhan tersebut pada 619 Puskesmas dan 207 rumah sakit yang tersebar di 33 kabupaten/kota di Sumut.Hal tersebut Sekda Sumut katakan saat wisuda Universitas Senior Medan (USM) di Aula Prof Djanter Siahaan, Jalan Jamin Ginting Km 8,5 Kota Medan. Sabtu 30 Agustus 2025. Togap pun berharap USM melahirkan tenaga kesehatan terampil, unggul dan siap bekerja. Apalagi saat ini tenaga terampil di bidang kesehatan sangat dibutuhkan dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.“Kami mengajak USM untuk terus berkolaborasi dengan pemerintah dalam mencetak tenaga kesehatan yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga berintegrasi, berempati dan beretika tinggi,” ucap Togap Simangunsong.Menurut Togap, saat ini Sumut masih membutuhkan tenaga kesehatan terutama daerah terpencil dan perbatasan untuk mengisi 619 Puskesmas dan 207 rumah sakit yang tersebar di 33 kabupaten/kota di Sumut. Dimana 9 tenaga kesehatan mulai dari dokter, bidan, perawat, farmasi hingga analis laboratorium harus ada mengisi di fasilitas-fasilitas kesehatan tersebut."Ingatlah bahwa tugas tenaga kesehatan bukan sekadar mengobati penyakit, tetapi juga mencegah, mendidik masyarakat, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat,” katanya.Sementara itu Pembina Yayayasan Senior Power Medan L Manulang mengatakan, pada tahun ini USM mewisuda ratusan mahasiswa S1 program studi pendidikan profesi bidan, S1 Kebidanan, S1 Farmasi, D3 Analis Kesehatan serta D3 Radiodiagnostik dan Radioterapi.“Terima kasih pada orang tua yang telah mempercayakan anaknya untuk mengecap pendidikan di sini, dan saat ini telah tamat menyelselaikaan pendidikannya. Harapan kami lulusan dapat menyumbangkan semua ilmu yang diperoleh untuk masyarakat dan negara, dan teruslah belajar,” katanya.
6 hari yang laluLensaDaily - Wakil Wali Kota Medan, Zakiyuddin Harahap mengaku bila tantangan RSUD dr Pirngadi saat ini bukan hanya soal peningkatan pelayanan kesehatan kepada pasien saja, tapi juga persaingan yang semakin ketat. Hal ini karena semakin banyaknya rumah sakit hadir di Kota Medan, dengan teknologi kesehatan yang jauh lebih baik.Hal ini diakui Zakiyuddin Harahap saat hadir di peletakan batu pertama pembangunan Jantung Health Centre (JHC) Medan Jalan Bangau Kelurahan Sei Kambing, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Jumat 22 Agustus 2025. Zakiyuddin mengatakan, bila saat ini akan ada hadir tiga rumah sakit di Kota Medan."Ada tiga akan berdiri rumah sakit, ini salah satunya, ada rumah sakit Awal Bros. Dan ada juga dari pihak Konjen Malaysia ingin membuka rumah sakit juga di Medan ini. Berarti bisnis rumah sakit di Kota Medan ini sangat menjanjikan. Nah, tapi kenapa rumah sakit pemerintah Kota Medan ini tidak bisa menjanjikan," kata Zakiyuddin.Dihadapan Komisaris Utama Kardia Group, Dr. dr. Fathema Djan Rachmat, Direktur Utama PT Kardia Indonesia, dr. M. Andi Yassin, SpJP, dokter spesialis jantung Prof. dr. Sutomo Kasiman, Sp.PD, Sp. JP(K), dan lainnya, Zakiyuddin pun tak memungkiri bila ini menjadi tantangan berat bagi RSUD dr Pirngadi Medan bersaing. Tak ayal, Wakil Wali Kota Medan itu pun mendorong manajemen rumah sakit Pemko Medan itu belajar dengan rumah sakit swasta."Macam mana Rumah Sakit Pirngadi yang dimiliki Kota Medan ini bisa kita tingkatkan. Kami juga nanti akan belajar macam mana sistem pelayanannya, cara obat-obatannya, karena di sini kita sekarang rumah sakit Pirngadi ini kosong," sebutnya."Padahal di Pirngadi banyak juga dokter-dokter yang bagus, dan seluruh dokter-dokter terbaik lahir dari Pirngadi. Tapi kenapa masyarakat kurang tertarik untuk berobat di Pirngadi? Itu makanya saya akan terus berusaha berjuang supaya Pirngadi ini menjadi tempat yang layak lagi bagi masyarakat terkhusus Kota Medan untuk berobat," sebut Zakiyuddin.Sedangkan kehadiran Rumah Sakit Jantung Health Center (JHC) Medan, katanya, Pemko Medan mengapresiasinya. Kehadiran JHC Medan ini diharapkan menjadi pilihan warga untuk berobat penyakit jantung dan stroke daripada berobat ke luar negeri."Karena banyaknya uang-uang kita sampai triliunan bukan sedikit, terkhusus Kota Medan sudah banyak lari ke Malaysia. Sudah banyak lari ke Singapura. Makanya saya bersyukur, saya malah kalau bisa banyak rumah sakit dibuka di Kota Medan. Macam mana orang Malaysia yang akan ke Medan, bukan lagi orang Medan yang ke Malaysia," harap Zakiyuddin.Sedangkan Komisaris Utama Kardia Group, Dr. dr. Fathema Djan Rachmat mengatakan, kehadiran rumah sakit Jantung Health Centre (JHC) Medan ini menjadi langkah strategis dalam memperkuat layanan kesehatan khususnya penyakit jantung dan stroke—dua penyebab kematian terbesar di dunia menurut World Health Organization (WHO). WHO memproyeksikan pada tahun 2030, 87 persen kematian global disebabkan penyakit tidak menular (non-communicable diseases/NCDs).“Dengan hadirnya RS JHC Jantung Medan, masyarakat tidak perlu lagi jauh-jauh ke Malaysia atau Singapura. Semua layanan berstandar internasional kini bisa diakses langsung di Medan. Jika perizinan cepat beres, kami targetkan rumah sakit ini dibangun dalam 12 bulan,” ungkap Komisaris Utama Kardia Group, Dr. dr. Fathema Djan Rachmat.Rumah sakit ini berdiri di atas lahan seluas 5.300 m², dengan kapasitas 75 tempat tidur rawat inap, 28 poliklinik spesialis, 8 unit stroke akut, 3 ruang operasi modern, dan 3 Cath Lab berteknologi tinggi.Fasilitas unggulan meliputi CT-Scan 512 Slices & MRI 1.5 Tesla berbasis AI – diagnosis lebih dini, cepat, dan akurat, Cath Lab canggih dengan teknologi IVUS, FFR, dan Rotablator untuk intervensi jantung presisi, Bedah Jantung Dewasa – bypass (CABG), bedah katup, hingga aortic replacement, Arrythmia Center untuk penanganan gangguan irama jantung, Bedah Jantung Anak – termasuk koreksi kelainan bawaan, Stroke Center komprehensif – trombolisis, trombektomi, bedah neurovaskular, rehabilitasi, ICU, HCU, PICU – perawatan intensif dengan standar tinggi.
22 Agustus 2025LensaDaily - Salwa Malika Putri, bayi berusia 9 bulan kini dapat kembali tersenyum manis pasca menjalani operasi Palatoskizis atau sumbing langit-langit di Rumah Sakit Khusus Bedah Accuplast. Salwa yang telah kembali ke rumah mulai tampak ceria sembari sesekali melemparkan senyum manisnya kepada orang yang menemuinya.Saat ditemui di kediamannya di Jalan Yos Sudarso, Kec. Medan Labuhan, Kel. Martubung, Lk. I, Sabtu (9/8/2025), Fitri Hamdani, orangtua dari Salwa mengaku bersyukur dan merasa senang sekali buah hatinya bisa kembali ceria seperti anak-anak lainnya.Fitri menceritakan, sejak lahir Salwa telah menderita Palatoskizis atau sumbing langit-langit. Kondisi tersebut sempat membuatnya sedih. Namun ketika Wali Kota Medan Rico Tri Putra Bayu Waas melakukan kunjungan sapa warga ke Kecamatan Medan Labuhan, Fitri memberanikan diri untuk menyampaikan keluhannya tersebut kepada Rico Waas."Saya jumpai Pak Wali di Pos Kamling, lalu saya ngomong kondisi anak saya,"ujar Fitri menceritakan.Mendengar kondisinya tersebut, Fitri mengatakan, Wali Kota Medan Rico Waas langsung menanggapi keluhannya itu dan memerintahkan Dinas Kesehatan Kota Medan untuk segera membantu Salwa menjalani operasi."Setelah itu langsung datang Kepala Lingkungan dan pihak Puskesmas untuk membawa anak kami ke Rumah Sakit untuk menjalani operasi,"kata Fitri.Atas kepedulian Wali Kota Medan, Fitri mengaku sangat bersyukur dan berterimakasih kepada Wali Kota Medan."Alhamdulillah Pak Wali sudah membantu kami. Salwa sekarang sudah sembuh, terimakasih banyak untuk Pak Wali dan juga pihak Puskesmas yang sudah membantu kami,"ungkapnya.Sementara itu ditempat yang sama, Kepala Puskesmas Labuhan dr. Imelda Iriana Purba mengatakan atas dasar instruksi dari Wali Kota Medan Rico Waas, Dinas Kesehatan Kota Medan melalui Puskesmas Labuhan langsung melakukan skrining atau pemeriksaan kesehatan terhadap Salwa."Setelah memastikan Salwa dalam kondisi sehat, kami langsung membawanya ke Rumah Sakit Accuplast. Semua fasilitas kita siapkan, mulai dari transportasi hingga urusan administrasi. Disana Salwa kembali dilakukan skrining oleh dokter anestesi dan ternyata Salwa bisa segera melakukan operasi," jelas Imelda.Imelda juga menyebutkan, selama Salwa menjalani perawatan di Rumah Sakit Accuplast, Wali Kota Medan Rico Waas juga sempat menjenguk Salwa untuk memastikan bayi berusia sembilan bulan itu dalam keadaan sehat dan mendapatkan penanganan yang maksimal."Pak Wali sempat menjenguk Salwa di Rumah Sakit untuk melihat kondisi Salwa,"sebut Imelda.Untuk saat ini, bilang Imelda, kondisi Salwa dalam keadaan sehat dan kembali normal seperti biasa."kami terus melakukan pemantauan pasca dilakukanya operasi terhadap Salwa. Kami turun langsung menemui Salwa untuk memastikan Salwa dalam keadaan sehat dan bisa kembali makan seperti biasa," pungkasnya.
09 Agustus 2025LensaDaily - Aksi heroik Dona Lubis, seorang bidan dari Puskesmas Duo Koto, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, yang nekat menyeberangi sungai deras demi mengantarkan obat kepada pasien TBC diapresiasi Ketua DPR RI Puan Maharani. Kenekatan bidan Dona tersebut mengundang keprihatinan karena menunjukkan kurangnya pemerataan pembangunan infrastruktur di daerah. Menurut Puan, kisah pengabdian luar biasa seperti Dona Lubis seharusnya tidak menjadi norma dalam sistem pelayanan publik yang ideal. “Pengabdian seperti yang dilakukan Ibu Dona patut dihormati, tetapi kita harus jujur bahwa negara tidak boleh membiarkan para tenaga medis menggantikan tanggung jawab infrastruktur dasar yang belum hadir,” kata Puan, kepada Parlementaria Rabu 6 Agustus 2025.Kisah mengharukan seorang bidan bernama Dona Lubis (46) dari Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat viral di media sosial usai videonya menyeberangi sungai deras demi mengobati pasien TBC di pedalaman tersebar luas.Dalam video tersebut, Dona tampak berjuang menyeberangi aliran deras Sungai Batang Pasaman tanpa jembatan penghubung. Pasalnya, jembatan sepanjang 15 meter itu terputus sejak Jumat (1/8), sehingga membuat akses ke Kejorongan Sinuangon, Nagari Cubadak Barat, terputus total.Meski demikian, kondisi tersebut tak menghalangi niat Dona untuk tetap mengunjungi pasiennya. Dona mengatakan bahwa itu bagian dari tugasnya sebagai tenaga kesehatan.Puan pun angkat topi atas keberanian dan dedikasi tanpa batas yang dilakukan Dona. Namun menurutnya, keberanian individual tidak boleh menutupi celah atau kekurangan pelayanan negara kepada masyarakat, terutama dalam konteks layanan kesehatan di wilayah terpencil."Akses kesehatan yang setara dan aman adalah hak setiap warga negara, yang semestinya menjadi tanggung jawab Negara," ucap Puan.Mantan Menko PMK itu menilai, apa yang dilakukan Dona Lubis merupakan refleksi nyata bahwa masih banyak titik rawan di republik ini yang belum mendapatkan jaminan konektivitas dan layanan kesehatan memadai. Puan mendorong Pemerintah untuk semakin memaksimalkan pemerataan pembangunan di Tanah Air."Ketika satu jembatan rusak menyebabkan terputusnya akses ke fasilitas kesehatan, maka yang terganggu bukan hanya alur logistik, melainkan potensi hilangnya nyawa manusia," sebut perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu. “Ini bukan hanya soal satu bidan atau satu pasien. Ini soal sistem. Soal keadilan pembangunan. Kita harus pastikan bahwa program-program infrastruktur dan kesehatan benar-benar menyentuh wilayah yang paling membutuhkan,” tambah Puan.Puan pun mendesak pemerintah pusat dan daerah untuk melakukan langkah konkret, seperti penguatan anggaran pembangunan infrastruktur penghubung ke fasilitas kesehatan di daerah rawan dan 3T (tertinggal, terdepan, terluar). “Termasuk penyusunan peta risiko wilayah layanan kesehatan, untuk mengidentifikasi titik-titik kritis akses dan distribusi tenaga medis,” jelasnya."Serta jaminan keselamatan dan perlindungan kerja bagi tenaga medis lapangan, dan sistem transportasi darurat yang bisa menjangkau lokasi sulit harus dituntaskan,” sambung Puan.Ditambahkan Puan, Pemerintah juga harus menyusun kebijakan insentif berbasis risiko geografis dan tingkat keterpencilan. “Ini agar para bidan, perawat, dan dokter tidak hanya diminta mengabdi, tetapi juga dilindungi," tuturnya. Puan memastikan, DPR RI melalui komisi-komisi terkait akan mengawal secara ketat pengalokasian anggaran dan efektivitas implementasi kebijakan lintas kementerian, termasuk Kementerian Kesehatan, Kementerian Pekerjaan Umum, dan Kementerian Dalam Negeri.“Kami di DPR akan memastikan agar anggaran kesehatan dan infrastruktur tidak hanya besar di pusat, tapi benar-benar sampai ke pinggir-pinggir republik ini, tempat warga tetap butuh hidup sehat dan aman,” ungkapnya.Puan juga mengingatkan bahwa wajah negara bisa dilihat dari bagaimana melayani warganya yang paling rentan. Jika bidan di pedalaman masih harus berenang melawan sungai untuk menjalankan tugasnya, menurutnya, maka yang dibutuhkan bukan hanya sekadar pujian, tetapi koreksi dan tindakan nyata.“Negara harus hadir, bukan hanya melalui program besar dan laporan statistik, tetapi melalui jembatan yang berdiri kokoh, akses yang aman, dan kehadiran yang dirasakan nyata oleh rakyat,” tutup Puan.
06 Agustus 2025LensaDaily – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara (Sumut) akan menargetkan 154 jumlah dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) terbangun pada akhir Agustus mendatang. Untuk itu, Pemprov Sumut akan membentuk Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG).Hal itu terungkap dalam rapat percepatan pelaksanaan program MBG bersama pimpinan OPD dan Badan Gizi Nasional (BGN). Rapat dipimpin Sekdaprov Togap Simangunsong di Kantor Gubernur lantai 9, Jalan Diponegoro 30 Medan, Jumat (1/8/2025). Secara total di Sumut akan dibangun 1.792 SPPG untuk mendukung Program Makan Bergizi Gratis, dan ditargetkan berdiri 154 SPPG pada akhir Agustus 2025. “Pengadaan SPPG (di Sumut) masih sekitar 80 tempat. Sementara targetnya sebanyak 1.792 tempat. Karena program MBG ini penting, seperti untuk mencegah stunting, memperbaiki tumbuh kembang anak, juga memberikan dampak ekonomi yang positif bagi masyarakat,” ujar Togap.Menurut Togap, perlu dilakukan langkah-langkah strategis untuk mempercepat pelaksanaan MBG di Sumut, salah satunya dengan pembentukan Satgas. Percepatan usulan struktur Satgas tersebut, sesuai dengan Surat Edaran (SE) Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Nomor 400.5.7/4072/SJ, tentang Pembentukan Satuan Tugas Percepatan Penyelenggaraan Program Makan Siang Bergizi Gratis di Daerah.Untuk itu, Togap Simangunsong meminta seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) segera menyiapkan usulan struktur Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Hal ini penting untuk mempercepat pelaksanaan program prioritas nasional tersebut.Selain itu, kata Togap, pengadaan SPPG untuk program MBG juga akan melibatkan banyak pihak/masyarakat, khususnya bagi pelaku UMKM, baik sebagai pengelola sarana, maupun pemasok bahan baku makanan. (Medan)
01 Agustus 2025